KOPERASI       INDONESIA: POTRET DAN TANTANGAN
      Penulis (kelompok):
- Astri Rhianti Poetri (21210198)
 - Efa Wahyuni (22210258)
 - Fika Fitrianti (22210770)
 - Nova Farhan Septiani (25210041)
 
ABSTRAK
Koperasi  tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi  dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak.
PENDAHULUAN 
I.   Latar belakang
Sejarah  kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara  berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai  gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan  berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu  koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting dalam konstelasi  kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional. Peraturan  perundangan yang mengatur koperasi tumbuh kemudian sebagai tuntutan  masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya. 
1.    1.   Potret Koperasi Indonesia
Sampai  dengan bulan November 2001, jumlah koperasi di seluruh Indonesia  tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggota ada  sebanyak 26.000.000 orang. 
Secara  teoritis  sumber kekuatan koperasi  sebagai badan usaha  dalam konteks  kehidupan perekonomian , dapat dilihat dari kemampuan untuk menciptakan  kekuatan monopoli dengan derajat monopoli tertentu . 
3. Posisi koperasi dalam perdagangan bebas
Esensi  perdagangan bebas  yang sedang diciptakan oleh banyak negara  yang  ingin lebih maju ekonominya adalah menghilangkan sebanyak mungkin  hambatan perdagangan internasional. Melihat arah tersebut maka untuk  melihat dampaknya terhadap perkembangan koperasi  di tanah air dengan  cara mengelompokkan koperasi ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis  koperasi.
Implementasi  undang-undang otonomi  daerah, akan memberikan dampak positif bagi  koperasi dalam hal alokasi sumber daya alam dan pelayanan  pembinaan  lainnya. Namun koperasi akan semakin menghadapi masalah  yang lebih  intensif dengan pemerintah daerah dalam bentuk penempatan lokasi   investasi  dan skala kegiatan koperasi . Karena azas efisiensi  akan  mendesak koperasi untuk membangun jaringan  yang luas dan mungkin  melampaui batas daerah otonom.
SUMBER   :  http://www.ekonomirakyat.org/edisi_17/artikel_5.htm 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar